Menarik sekali status kawan saya, Bagdo Tri Siswanto, Ketua IIBF Cilacap di akun Facebooknya. Beliau menuliskan:
Ideologi Pancasila
Ideologi Tauhid
Spontan saya mengomentari status beliau dengan kalimat: Tumpuan utama Pancasila, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, adalah TAUHID. Rasanya hati ini belum puas dengan berhenti mengomentari status tersebut. Akhirnya saya bongkar-bongkar buku-buku saya terkait Pancasila.
Ada satu buku yang menarik perhatian saya dari 8 buku yang terkait Pancasila, yaitu berjudul:
DEBAT DASAR NEGARA
ISLAM dan PANCASILA
KONSTITUANTE 1957
Buku ini menyampaikan pidato-pidato para pemimpin Islam. Bahwa para pemimpin Islam dalam sidang Konstituante tersebut mewakili umat Islam dan khususnya partai-partai Islam saat itu, menyampaikan bahwa sudah seharusnya negara yang 90% penduduknya muslim untuk berdasarkan pada ISLAM. Di antara pemimpin yang ada dalam buku tersebut adalah:
Menarik bagi saya untuk membaca lagi adalah pidato Buya Hamka. Sebab dalam sambutan penerbit tertulis, “Hamka menjelaskan makna Ketuhanan Yang Maha Esa yang tidak lain adalah Tauhid, keempat sila lainnya sebagai pelengkap.” (hal xii). Cocok sekali dengan komentar saya pada status kawan saya tersebut.
Berikut ini saya tuliskan ulang sebagian isi pidato tersebut pada Bab URAT TUNGGANG PANCASILA pada Sub Bab 1 berjudul “Ketuhanan Yang Maha Esa Saja”.
Berikut ini tulisan lengkapnya:
Dengan tidak menyisih-nyisihkan suatu partai Islam dengan partai Islam yang lain, dan suatu perkumpulan Islam dengan Perkumpulan yang lain yang telah turut berjuang menegakkan Pancasila dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, memang mereka telah memulai perjuangan dengan dasar Ketuhanan Yang Maha Esa saja.
Perjuangan umat Islam didasarkan pada tauhid, itulah Ketuhanan Yang Maha Esa. Segala perjuangan dalam seluruh segi kehidupan, dimulai oleh kaum muslimin dari sana. Memang itu sejarah, lain tidak yang menjadi pokok perjuangan.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah pengakuan akan adanya kekuasaan di atas seluruh kekuasaan manusia. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah asas dari satu kepercayaan atas Kesatuan Allah, dalam Ketuhanannya dalam perbuatannya dan dalam kekuasaannya.
Ketuhanan Yang Maha Esa adalah me-Esakan tujuan hidup dari seluruh alam ini, baik yang bernyawa atau yang tidak bernyawa. Ketuhanan Yang Maha Esa tiga perkara kepada satu. Yang tiga perkara itu ialah manusia, hidup manusia dan alam. Kepada hanya satu Tuhan.
Dalam dasar kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa itu, seluruh alam ini dikumpulkan menjadi satu. Dengan satu nama, yaitu makhluk (yang dijadikan). Meskipun langit, bumi, cakrawala, matahari, binatang, bahan serba benda (materi) yang ada ini, hanyalah satu belaka semuanya satu dalam nama makhluk. Dan Tuhan ialah Kholik yang menjadikan. (Dalam buku berjudul “Debat Dasar Negara Islam dan Pancasila, Konstituante 1957”, Pustaka Panjimas, 2001, Jakarta, hal. 147)
Kita tahu bahwa sidang konstituante berakhir dengan Dekrit Presiden Sukarno yang berisi antara antara lain; Kembali pada UUD 1945, Demokrasi Terpimpin, dan Pembubaran Dewan Konstituante. Itulah makna Ketuhanan Yang Maha Esa yang dikemukakan oleh Buya Hamka Rohimahullohu Ta’ala.
Semoga bermanfaat.
Hanya benar-benar yang bermanfaat yang layak di-Like, di-Comment, dan di-Share.
Cilacap, 1 Juni 2020
Cak Kholis